News Peristiwa

Air Sungai Meluap, Jembatan Baja Sepanjang 45 Meter Hanyut Sejumlah Desa di Dua Kecamatan Turut Terendam Banjir

Pelangi Utara, MALINAU – Hujan deras yang mengguyur kawasan hulu Sungai Bahau Kabupaten Malinau, Propinsi Kalimantan Utara mengakibatkan Air di anak Sungai Kayan tersebut meluap pada Kamis (20/05/2021) dini hari Pukul 00.00 Wita. Sejumlah desa di Kecamatan Bahau Hulu dan Kecamatan Pujungan pun terdampak banjir.

Selain menggenangi rumah warga, banjir mengakibatkan sebuah jembatan baja sepanjang 45 Meter yang membentang di Sungai Bahau, Desa Wisata Apau Ping, Kecamatan Bahau Hulu turut hanyut terseret derasnya arus banjir dan hanya menyisakan pondasi bangunan jembatan. Akibatnya, akses penghubung Desa Wisata Apau Ping menuju Ibu Kota Kecamatan, Desa Long Alango terputus.

“Air pagi ini sudah mulai surut, tapi jembatan Ngiam Tako tinggal pondasinya saja,” jelas Noprianus, Kepala Desa (Kades) Desa Wisata Apau Ping, Kecamatan Bahau Hulu saat dikonfirmasi awak media melalui telepon selulernya.

Terpisah, Roni Manan, warga Desa Wisata Long Alango yang dihubungi melalui pesan singkat menuturkan, air Sungai Bahau mengalami luapan yang signifikan dalam waktu yang singkat. Meskipun pemukiman warga setempat didesanya aman dari terjangan banjir.

“Kalau di (Desa Wisata) Long Alango, tadi malam jam 1 (01.00 Wita) itu, air naik sampai 8 meter dari biasanya. Tapi syukur tidak sampai rumah warga, hanya gudang dipinggir sungai dan dermaga saja yang kena. Sekarang air sudah mulai surut dan cuaca pagi ini cerah,” terangnya.

Ketinggian Air 6 Meter Lebih Tinggi Dari Banjir 2015

Sementara itu, Bupati Malinau, Wempi W Mawa, menjelaskan kepada awak media, banjir yang melanda Kecamatan Bahau Hulu dan Kecamatan Pujungan pada Tahun 2021 ini lebih tinggi dari banjir yang pernah melanda kawasan tersebut di Tahun 2015 silam. Sehingga, Jembatan Rangka Baja jenis Bailey yang dibangun oleh Pemda Mallinau pada 2016 lalu, ikut hanyut terseret derasnya arus banjir.

Baca Juga :  DPRD Samarinda Beri Pernyataan Terkait Lapangan Voorvo Disegel

“Tahun 2015 itu (banjir) luapan air masih di bawah bangunan jembatan. Ternyata tahun (2021) ini banjir lebih tinggi 6 meter dari Tahun 2015. Puncaknya jam 4 subuh. Akibatnya, jembatan itu terendam banjir hingga kemudian hanyut terbawa arus banjir,” jelas Wempi.

Pun ia menjelaskan, saat ini beberapa rumah warga masih terendam banjir untuk Wilayah Kecamatan Bahau Hulu, termasuk Kecamatan Pujungan. Untuk itu, Pemerintah Daerah Kabupaten Malinau melalui pemerintah kecamatan, desa, hingga tingkat RT, bersama polsek dan koramil setempat diminta untuk memastikan ketersedian sembako pada wilayah terdampak banjir.

“Saat ini kita hanya bisa mendapatkan informasi dari mereka (pemerintah kecamatan, desa, RT, polsek dan koramil). Dan saya tegaskan, yang pertama selamatkan masyarakatnya atau lakukan evakuasi. Kedua pastikan ketersedian sembako, khususnya desa-desa yang kemungkinan bisa terisolir, karena bisa cukup sulit menjangkaunya. Sebab arus banjir saat ini sangat kencang,” urai Wempi.

Wempi turut berpesan kepada masyarakat di Ibukota Kalimantan Utara (Kaltara) untuk waspada atas banjir kiriman dari Sungai Bahau.

“Sungai Bahau dan Sungai Pujungan itu muaranya di Sungai Kayan yang mengarah ke Kabupaten Bulungan. Untuk itu saya berpesan kepada masyarakat disana (Bulungan) untuk waspada atas potensi banjir yang bisa terjadi akibat luapan Sungai bahau,” imbuhnya.

Disisi lain, Wakil Gubernur (Wagub) Kalimantan Utara (Kaltara) Dr. Yansen TP, M.Si mengaku telah mendapat kabar kondisi banjir di beberapa wilayah di Kaltara, khususnya di Sungai Bahau, Kabupaten Malinau. Dirinya bersyukur air sudah mulai surut.

Namun demikian, ia meminta warga masyarakat untuk tetap waspada. Mengingat kemungkinan terjadi banjir pasti masih ada. Terlebih ditengah kondisi peralihan iklim yang melanda wilayah Kaltara.

“Dari BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) informasinya saat ini musim pancaroba, iklim yang tidak jelas dan sangat berbahaya, jadi kita semua harus berhati-hati juga,” ujar Wagub Yansen.

Baca Juga :  DPRD Samarinda Dukung Langkah Pemkot Masifkan Pembayaran Non Tunai 

Pun dirinya meminta masyarakat untuk tidak hanya mewaspadi banjir, tapi bencana longsor dan angin kencang juga harus diwaspadi pada musim seperti sekarang.

“Hati-hati! Dunia masa sekarang ini tidak seperti dulu. Seperti istilah Kalimantan tidak ada gempa, nyatanya sekarang? Jadi sebagai manusia, kita jangan teledor. Tuhan itu sudah ada aturan untuk kita semua. Jadi kita harus tetap waspada terhadap kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi,” pesannya. (pu2/pu1)

About the author

pelangiutara

Pelangiutara.com menyajikan berita terbaru seputar Ekonomi, Livestyle, Olahraga, Berita Hangat, Live Streamming, Informasi tersaji 24 jam, dapat dinikmati melalui desktop, laptop hingga beragam gadget atau perangkat mobile lainnya.

Add Comment

Click here to post a comment