Pelangi Utara – Anggota Komisi I DPRD Samarinda, Nursobah melakukan pengkajian ulang sekaligus sebagai momen kilas balik mengenai sejarah reformasi. Ia menyebut demokrasi terpimpin pernah terjadi, ada pula peristiwa reformasi 1998 yang menunjukkan protes atas distribusi kekuasaan dan keadilan yang tidak tegak.
Nursobah berpendapat kini demokrasi telah dilukai dengan adanya praktik oligarki politik dan bisnis without civil society. Sistem desentralisasi yang semakin hari condong kepada sentralisasi atau resentralisasi pun dinilainya menjadi pertanda rusaknya desentralisasi.
“Otonomi daerah itu susah payah kita bangun dengan darah reformasi. Adalah perlawanan paling getol hingga orde baru tumbang. Sekarang, dirintis lagi sentralisasi. Itulah sebabnya cacat demokrasi. Rakyat yang tanggung karena pelaksana demokrasi mungkin sedang amnesia,” ujarnya gamblang.
Dirinya mengutarakan masa kini merupakan bagian kritis sejarah bangsa lantaran penyelenggaraan pemilu sedang dirancang untuk berada di bawah komando oligarki.
“Adanya demokrasi tapi warga tak diedukasi. Perwakilannya pun adem ayem seakan berhenti bersuara saat sudah dapat suara rakyat jelang pemilu,” bebernya.
Beliau juga menyuarakan mengenai pengerukan sumber daya alam dan tenaga kerja asing yang semakin meningkat.
“Berjalannya demokrasi tapi pekerja dalam negeri tak diberi solusi. Tak ada lagi lowongan 10 juta buruh, yang ada puluhan juta pekerja asing dengan alasan tenaga ahli,” ucapnya.
Ia berpesan agar semangat reformasi dapat dibangkitkan kembali.
Add Comment