Pelangiutara.com – Pencemaran lingkungan yang masih sering terjadi di Kota Samarinda merupakan masalah serius yang harus diperhatikan oleh pemerintah. Lingkungan yang tercemar oleh limbah domestik maupun limbah industri memberikan dampak negatif bagi masyarakat dan sekitarnya.
Muhammad Novan Syahronny selaku Sekretaris Komite III DPRD Samarinda kemudian mengatakan bahwa pencemaran lingkungan dianggap belum terselesaikan karena Pemkot Samarinda terus mengalami kendala teknis.
“Ada banyak kategori pencemaran, termasuk sungai. Masyarakat yang tinggal di bantaran sungai juga memiliki kemungkinan pencemaran, meskipun kecil, tetapi berdampak pada habitat lain,” katanya.
Novan kemudian mencatat bahwa masalah sampah ini masih ada di Samarinda Seberang dan beberapa pemukiman tepi sungai di Karang Mumu. Apalagi jika melihat peraturan bangunan, tidak disarankan berada di sebelah sungai, harus 100 meter dari sungai. Namun, warga dibatasi oleh kepemilikan tanah.
“Kalau diperbaiki akan membutuhkan anggaran yang besar, meskipun APBD masih kecil, kami tidak bisa mendukung masalah itu,” katanya.
Kecuali jika pemerintah kota berusaha mencari alternatif anggaran yang tidak hanya tersedia dari APBD, tetapi dana juga dapat bersumber dari pemerintah provinsi, pemerintah pusat dan bekerjasama dengan swasta.
“Jika ini berhasil, estetika perkotaan kita pasti akan sangat rapi dan polusi akan terkendali,” katanya.
Politisi Golkar itu mengatakan bahwa pencemaran lingkungan sering terjadi akibat pematangan lahan dan penambangan batu bara dan material perusahaan. yang mengalir ke kota, menyebabkan sedimentasi di beberapa saluran air, sungai dan polder.
“Seperti halnya di wilayah Samarinda Utara, pencemaran lingkungan akibat pertambangan sangat penting. Bahkan polder-polder di sana sudah berkurang karena sedimentasi material,” ujarnya.
Ia meminta Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Samarinda untuk terus memantau dan mengendalikan timbulan limbah material yang merusak lingkungan.
“Aturannya sudah ada. , paksa saja. Tetap atur mereka yang selalu mencemari lingkungan dengan sampah yang dihasilkannya,” ujarnya.
Add Comment